10 Karakteristik Imam Masjid (Pemimpin)
Selasa, 05 November 2013
2
komentar
Peran dan fungsi imam masjid yang
sedemikian strategis dengan tugas-tugasnya yang amat penting membuat seorang
imam harus memenuhi profil ideal. Tapi karena imam masjid kita umumnya baru
sebatas bisa memimpin shalat berjamaah, maka tugas imampun baru sebatas itu.
Kedudukannyapun akhirnya berada di bawah pengurus masjid, bahkan tidak sedikit
yang hanya menjadi pegawai masjid yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh
pengurus masjid. Oleh karena itu, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh
imam masjid.
1. RABBANI.
Melaksanakan tugas-tugas imam merupakan upaya mewujudkan masyarakat yang rabbani, yakni masyarakat yang sikap dan
prilakunya disesuaikan dengan nilai-nilai yang datang dari Allah sebagai rabb (tuhan). Harapan Allah agar manusia
menjadi orang yang rabbani tergambar dalam firman-Nya yang artinya: Tidak wajar
bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu
dia berkata kepada manusia: “Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah,” Akan tetapi (dia
berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” (QS 3:79).
Karena
itu, nilai-nilai yang rabbani harus terlebih dahulu terwujud dalam diri seorang
imam agar tidak terjadi kontradiksi antara pelaksanaan tugas yang dilakukan
dengan sikap dan prilakunya sehari-hari, karena hal itu justeru akan
mendatangkan kemurkaan dari Allah Swt, Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
katakan apa yang tidak kamu kerjakan, amat besar kemurkaan disisi Allah.kepada
orang yang mengatakan apa yang tidak dikerjakannya (QS 61:2-3).
2. IKHLAS.
Dalam
setiap amal, keikhlasan merupakan modal penting. Sebanyak dan sebesar apapun
amal seseorang bila tanpa keikhlasan tidak ada nilai apa-apanya di sisi Allah
Swt. Dengan keikhlasan, tugas-tugas yang berat akan terasa menjadi ringan,
sementara tanpa itu, jangankan yang berat, yang ringan saja terasa menjadi
berat. Bila fungsi imam hendak diwujudkan secara ideal, maka tugas imam menjadi
terasa berat dan keikhlasan menjadi amat penting. Disamping itu, keikhlasan
juga membuat seorang imam tidak bermaksud memperoleh keuntungan materi meskipun
mungkin saja dia mendapatkan imbalan materi dengan sebab waktunya yang habis
digunakan untuk kepentingan masjid sehingga dia tidak sempat lagi mencari
kehidupan duniawi. Allah Swt berfirman yang artinya: Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (QS 98:5)
3. SHABAR.
Keshabaran yang merupakan wujud dari menahan diri dari sikap dan prilaku
emosional merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang imam, apalagi tugas
imam dalam menghadapi jamaah yang banyak dengan sikap dan prilaku yang beragam.
Keshabaran Rasulullah Saw sebagai imam masjid membuat orang badui yang kencing
di dalam masjid tidak dimarahinya secara emosional, karena memang orang itu
tidak mengerti aturan, tapi justeru beliau mengarahkan dimana seharusnya
seseorang membuang kotoran di lingkungan masjid itu. Begitu juga dengan
sikapnya yang tetap lemah lembut dalam menghadapi anak-anak meskipun mereka
agak “mengganggu” ketenangan beribadah, karena mereka harus menjadi orang yang
senang berada di masjid untuk melaksanakan kegiatan yang positif. Allah Swt
berfirman yang artinya: Maka disebabkan
rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (QS 3:159).
4. ADIL
DAN BIJAKSANA.
Tidak
sedikit masjid yang menjadi lahan rebutan bagi kelompok-kelompok tertentu dalam
masyarakat atau jamaahnya untuk menguasai guna mengembangkan pendapat dan
pahamnya masing-masing, disamping itu terjadi juga konflik antara yang tua
dengan yang muda, bahkan konflik kepentingan politik. Karena itu, imam harus
bertindak adil dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan kelompok dan berbagai
kepentingan sehingga bisa mengarahkan masjid pada fungsi yang sebenar-benarnya
yang salah satunya adalah sebagai pusat untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah,
dari sini diharapkan terwujud sikap saling hormat menghormati dan menghargai
perbedaan pendapat.
Selama
jamaah memiliki maksud baik, dilakukan dengan cara-cara yang baik, maka seorang
imam selalu berusaha menjembatani hubungan antar kelompok-kelompok dalam
masyarakat, hal ini karena memecah-belah umat melalui masjid merupakan
cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah Swt berfirman yang
artinya: Dan (diantara orang-orang
munafik itu) ada orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan
(pada orang-orang mu’min) dan karena kekafiran (nya), dan untuk memecah-belah
antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah
memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah:
“Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa
sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)” (QS 9:107).
5. JUJUR.
Salah
satu pilar penting yang harus tegak dalam kehidupan masyarakat Islam adalah
kejujuran. Namun hal ini harus kita sadari sebagai sesuatu yang tidak terwujud
dengan sendirinya, diperlukan proses yang sungguh-sungguh, karena itu imam
masjid sangat dituntut untuk memiliki sifat jujur. Apabila seorang imam telah
memiliki sifat jujur, maka apa yang menjadi pesan dan programnya diwujudkan
juga dalam kehidupannya sehari-hari.
6. BERILMU.
Dalam
mengurus apapun, ilmu yang banyak dan wawasan yang luas amat diperlukan,
apalagi dalam kapasitas sebagain imam yang harus memimpin dan membimbing
masyarakat. Ilmu keislaman merupakan sesuatu yang mutlak untuk dipahami
dan dikuasai dengan baik sehingga seorang imam tidak bingung dalam menyikapi,
menanggapi dan menjawab masalah-masalah yang terkait dengan bidang keagamaan
atau keislaman. Wawasan kontemporer atau masalah kekinian yang berkembang juga
amat perlu untuk dipahami oleh seorang imam, karena dengan demikian, persoalan
yang berkembang itu bisa disikapi tanpa harus melanggar nilai-nilai Islam
bahkan justeru nilai-nilai Islam bisa memberi arah yang positif. Keharusan
memiliki ilmu yang banyak dan wawasan yang luas juga adalah karena seorang imam
tidak boleh sembarangan bertindak karena akan dimintai pertanggungjawaban
dihadapan Allah Swt kelak, Allah Swt berfirman yang artinya: Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya (QS 17:36)
7. MENGUASAI
KONSEP MANAJEMEN MASJID
Terwujudnya
masjid yang makmur dan ideal merupakan tanggung jawab umat Islam secara
bersama-sama, baik pengurus, imam maupun jamaah secara keseluruhan. Imam masjid
punya peran yang sangat penting dalam upaya ini, karena itu, imam masjid
seharusnya memahami dan menguasai konsep manajemen masjid sehingga dengan
demikian ia bisa mengarahkan langkah pemakmuran masjid sebagaimana
mestinya. Tanpa pemahaman terhadap konsep manajemen masjid akan membuat
seorang imam tidak bisa melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, dia tidak
mengarahkan jamaah apalagi mengarahkan pengurus masjid dalam upaya
memaksimalkan fungsi masjid. Keharusan seorang imam memahami konsep manajemen
masjid bisa kita rujuk pada firman Allah pada surat 17:36 di atas.
8. MEMAHAMI
JIWA JAMAAH
Imam
masjid idealnya memahami jiwa jamaahnya yang beragam, baik beragam dari segi
suku, paham keagamaan, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
usia dan sebagainya. Memahami jiwa jamaah ini akan membuat seorang imam
bersikap dan bertindak yang bijaksana sehingga jamaahnya tetap mau aktif di
masjid dalam upaya memakmurkannya, bukan malah menjauh dari masjid yang membuat
masjidnya menjadi tidak makmur. Ketika Rasulullah Saw didatangi oleh seorang
pemuda yang meminta dibolehkan melakukan perzinahan, para sahabat sangat marah
pada pemuda itu, tapi Rasulullah Saw mencegah kemarahan sahabat agar tidak
sampai pada tindakan yang bersifat fisik. Rasulullah justeru bertanya kepada
pitu: “Bagaimana perasaanmu bila ibu atau saudara perempuanmu dizinahi orang
lain?”. Maka pemuda itupun menunjukkan ketidaksukaannya. Rasulullah kemudian
bersabda: “Begitu pula halnya dengan saudara laki-laki atau bapak dari wanita
yang akan engkau zinahi, dia tentu akan marah kepadamu”.
9. TANGGAP.
Imam
masjid juga sangat dituntut untuk bersikap tanggap terhadap berbagai persoalan
dan kejadian, baik di masjid maupun di lingkungan jamaahnya. Kalau mendengar
apalagi mengetahui ada jamaah yang sakit atau menderita, maka imam masjid
tanggap untuk menggerakkan pengurus dan jamaah guna memberikan pertolongan.
Ketika ada jamaah yang nampak punya persoalan yang harus dibantu pemecahannya,
maka imam masjid tanggap untuk melakukan pemecahan masalah jamaah masjid dan
begitulah seterusnya. Rasulullah Saw memang sangat tanggap dalam menyikapi
persoalan-persoalan jamaahnya.
10. SEJUK DAN BERWIBAWA.
Dalam kehidupan masyarakat kita sekarang, sangat dibutuhkan adanya pemimpin dan
pengayom masyarakat yang sejuk pembawaannya sehingga masyarakat memiliki
kedekatan hubungan tanpa mengabaikan kewibawaan. Imam masjid idealnya
memiliki sifat ini sehingga pendapat, kata-kata dan kebijakannya dipatuhi oleh
jamaah karena mengandung nilai-nilai yang benar, bukan karena takut kepada pemimpin.
Imam masjid memiliki kewibawaan karena kebenaran dan keshalehannya.
Sebagai seorang imam masjid, apa yang menjadi fatwa dari Rasulullah Saw selalu
didengar dan dipatuhi. Ketika seorang sahabat Abdullah bin Ummi Maktum yang
buta matanya minta keringanan agar dimaklumi atau dibolehkan untuk shalat
di rumah, maka Rasulullah Saw menanyakan kepadanya : “apakah engkau mendengar
azan?”. Karena jawabannya “ya”, maka Rasulullah tetap menekankan kepadanya
untuk datang ke masjid guna menunaikan shalat berjamaah, dan Abdullah-pun terus
mendatangi masjid guna pelaksanaan shalat berjamaah.
Demikian secara umum profil imam masjid yang perlu ditumbuhkan dan diperkokoh
agar kelak imam-imam masjid kita menjadi imam yang ideal. Manakala kualitas
imam tidak ditingkatkan, maka peran yang bisa dilaksanakannyapun akhirnya hanya
sebatas memimpin shalat berjamaah. wallahu A'lam
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: 10 Karakteristik Imam Masjid (Pemimpin)
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://pkdunida.blogspot.com/2013/11/10-karakteristik-imam-masjid-pemimpin.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
2 komentar:
Tes email
semoga kita menjadi pemimpin sejati
Posting Komentar