PESAN YANG TERSIRAT

Posted by Unknown Selasa, 16 April 2013 0 komentar
Pesan apapun bentuknya seringkali kita salah memahaminya, terlebih lagi pesan itu disampaikan dengan cara yang salah, sebagus apapun isi pesan disampaikan jika cara yang digunakan tidak indah dan waktu yang sesuai maka dapat dipastikan pesan tersebut menjadi salah, jikapun tersampaikan selalu akan ada cacat dan kekurangan.
Dalam kaedah pendidikan rekan-rekan mungkin sering mendengar dan hafal "At Thoriqoh Ahammu Minal Maddah" metode atau cara mengajar/mendidik lebih penting dari Materi yang akan diberikan. Mafhumul Mukholafah dari makna at Thoriqoh dapat kita artikan bahwa semua metode atau cara lebih penting dari tujuan atau materi yang akan disampaikan dan makna ini meluas pada setiap lini kehidupan kita.

Kembali pada masalah pesan, Pendidikan Kader Dakwah apa Pesan dari Nama ini ?
Rektor Universitas Djuanda Bogor beserta segenap Asatidz dengan niat tulus ikhlas dan cita-cita yang tinggi membuat sebuah Program beasiswa, program ini diberi nama Pendidikan Kader Dakwah sebuah program dengan cita-cita besar. Namun pernahkah kita mengetahui Pesan apa yang kita tangkap dari nama kebesaran ini.
Pendidikan Kader Dakwah
Bagi rekan-rekan yang mengambil jurusan Kependidikan Islam mungkin telah hafal dengan sangat definisi pendidikan, rekan-rekan boleh menambahkan definisi dari pendidikan pada kolam komentar. Kali ini saya hanya akan memberikan definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan.
Indonesia telah memiliki rumusan formal dan operasional tentang definisi Pendidikan, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam definisi ini ada tiga faktor penting dalam proses pendidikan :
Pertama, Proses ini dilakukan secara sadar dan terencana.
Kedua, Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Ketiga, cita-cita dari pelaksana pendidikan atau lembaga tersebut.
Definisi ini masih sangat minim sekali dan saya harus sampaikan bahwa pendidikan tidak melulu kita harus duduk manis, masuk kelas mendengarkan dosen atau ustad/ustadzah memberikan materi karna inti dari pendidikan adalah belajar kita dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
Kader
Kita sering mendengar kata kader, mulai dari kader partai, kader posyandu, kader dakwah dan kader-kader lainya.  jika rekan-rekan searching di internet kader diarikan : 1 perwira atau bintara dl ketentaraan; 2 orang yg diharapkan akan memegang peran yg penting dl pemerintahan, partai, dsb; 

Jika mendapat imbuhan pe dan an. Maka dapat diartikan proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader:
Dari definisi diatas kader merupakan orang yang dapat diharapkan memegang peranan penting, jika kader dakwah maka orang-orang yang dapat diharapkan memegang peranan penting dalam dakwah.
Ketika Muhammad Salallahu'alaihi Wa Sallam mendapatkan tugas kenabiannya dengan serta merta ia mempersiapkan orang-orang di sekelilingnya menjadi Kader yang dapat membantunya memerankan tugas menyampaikan ketauhidan di santaro wilayah arab.    

Dakwah

Apakah Ketika ada seseorang yang mengajak kita untuk sholat subuh berjamaah termasuk dakwah? apakah ketika ada seseorang yang mengingatkan kita untuk tidak berdua dengan lawan jenis termasuk dakwah? Apakah ceramah di depan audien termasuk dakwah? dan apakah ketika alumni kader dakwah menjadi pedagang apapun bentuknya merupakan kegagalan dari program tersebut.

Dakwah bagi sebagian orang hanya berwujud ceramah dihadapan Audien menyapaikan Ayat Al Qur'an dan Sunnah-Sunnah Rasulullah dan para sahabat. Mengajarkannya di Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA) dan Madrasah Diniyah (MD). Sehingga ketika kita melakukan itu berarti kita bukan Kader Dakwah.
Secara bahasa dakwah merupakan Isim Masdar dari kata "  يدع- داع " yang berarti memanggil, mengajak atau menyeru. Secara istilah dakwah adalah proses mengajak/menyeru ummat manusia untuk beriman kepada Allah agar bahagia dunia dan akhirat. Orang yang menyebarkan dakwah disebut dengan Dai.
Dalam tulisannya dakwah kontemporer Dr. Adian Husaini beliau mengutip :
Dalam penelitiannya, Syekh Abul Hasan Ali an-Nadwi, seorang ulama besar dari India, menemukan, bahwa sejak zaman Rasulullah saw, umat Islam belum pernah mengalami masalah keimanan yang lebih berat, ketimbang yang dihadapi saat ini, di zaman modern ini. Beliau menulis:   
"di saat sekarang ini selama beberapa waktu dunia Islam telah dihadapkan pada ancaman kemurtadan yang menyelimuti bayang-bayang di atasnya dari ujung ke ujung…Inilah kemurtadan yang telah melanda muslim Timur pada masa dominasi politik Barat, dan telah menimbulkan tantangan yang paling serius terhadap Islam sejak masa Rasulullah saw…Filsafat materialistis Barat ini tak diragukan lagi adalah "agama" terbesar yang diajarkan di dunia setelah Islam. Ia adalah agama terbesar dipandang dari sudut keluasan bidangnya; agama yang paling mendalam dipandang dari sudut kedalaman tancapan akarnya… bahwa kemurtadan-kemurtadan macam inilah yang pada masa sekarang melanda dunia Islam dari ujung satu ke ujung yang lain. Ia telah melancarkan serangan gencarnya dari rumah ke rumah dan dari keluarga ke keluarga. Sekolah-sekolah dan universitas semua telah dibanjiri dengannya. Hampir tak ada keluarga yang masih beruntung tak memiliki anggota yang menganut kepercayaan ini. (Abul Hasan Ali An-Nadwi, 'Ancaman Baru dan Pemecahannya' dalam buku Benturan Barat dengan Islam, (1993:13-19).
Zaman dahulu ancaman keimanan datang dalam bentuk fisik, zaman modern ini berubah menjadi sebuah peradaban barat yang sekuler, materialistis dan liberalis. Paham-paham yang bertentangan dengan Islam dijejalkan ke pikiran kaum Muslim. Suka atau tidak, paham-paham itu telah menyerbu jantung-jantung pertahanan umat Islam.
Disaat sebagian dai membangun ummat ini, disisi lain ancaman datang dari perdaban barat yang menjadikan nafsu dan kebebasan sebagai raja, nilai kemanusia perlahan tidak dihiraukan bahkan dihilangkan. Menilai segalanya dengan materi dan kebendaan. Ancaman ini masuk keseluruh jantung perdaban umat Islam, rumah-rumah, sekolah-sekolah, kampus-kampus bahkan para dai tidak terlepas dari ancaman ini. 

Untuk mencegah hal diatas, sejatinya seluruh komponen yang ada di Indonesia bertanggung jawab didalamnya baik Pemerintah maupun masyarakat.  Dan solusinya adalah mempersiapkan kader Dai yang tidak hanya kompeten dalam dakwahnya namun juga kompeten dalam bidang teknologi, Informasi dan komukasi. Maka sangat tepat sekali, jika Universitas Djuanda mengadakan program Pendidikan Kader Dakwah.

Dari penjelasan di atas saya akan coba menarik kesimpulan bahwa definisi Pendidikan Kader Dakwah adalah suatu proses sadar dan terencana oleh lembaga Universitas Djuanda dalam memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada seseorang atau lebih yang diharapkan dapat mengemban dakwah.
Memberi Manfaat, dan Menebar Kebaikan
Apa pesan besar yang tersirat dari Program Pendidikan Kader Dakwah ???
Jika kita membaca ulang definisi dari Pendidikan Kader Dakwah sebenarnya kita akan mendapati jawaban pertanyaan ini, dan rasanya kita baru sadar bahwa kita memiliki tanggung jawab yang begitu besar untuk ummat ini.

Agar tidak terlalu terkesan besar dan berat, Saya akan sederhanakan menjadi dua kalimat saja yakni "MEMBERI MANFAAT dan MENEBAR KEBAIKAN".  Kapan pun, siapapun, di Manapun kita, Kalimat ini yang harus kita Miliki dan kita tanam dalam hati kita kemudian berusaha menampilkannya dengan amal-amal kebaikan.
Seorang dai tidak hanya mengajak kepada kebenaran namun juga ia harus cerdas menyampaikan kebenaran tersebut, baik isinya, indah caranya, tepat waktunya, bermanfaat dan berpahala.
Syarat memberi adalah memiliki, Dalam mahfudzot dikatakan "Fakidusy Syai Laa Yu'thi" Jika tidak punya takkan bisa memberi.

Bagaimana kita bisa memberi jika tak ada yang kita punya. bagaimana kita dapat berbagi ilmu bila Nilai "IPK" kita rendah, bagaimana kita mengajar Al-Qur'an bila kita sendiri belum mahir atau hafal Al-Qur'an. Bagaimana kita bisa memberi sebagian harta kita kalau buat kita saja pas-pasan, bagaimana pesan kita untuk berakhlak baik sampai kepada saudara kita bila akhlak kita belum baik...

Terus berbenah dan mempersiapkan diri untuk dapat memberi manfaat dan menebar kebaikan adalah keharusan, dilakukan dari diri sendiri, dari yang terkecil dan dimulai dari sekarang.
Semoga Pesan Nama dari Pendidikan Kader Dakwah ini bisa kita fahami, walaupun kita tahu si pemberi pesan menyampaikannya dengan cara yang tidak indah dan waktu yang tidak tepat.

Wallahu'alam.wrr.wb

Baca Selengkapnya ....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

This Blog?
Klik Klik

Find us on Facebook

Join this Blog